Standar baru ISO/IEC 17025
: 2017 telah membakukan dan menyelaraskan struktur dan isinya dengan standar ISO
yang baru direvisi lainnya dan ISO 9001: 2015. Ini memperkuat model berbasis pendekatan proses
dan berfokus pada hasil daripada persyaratan preskriptif seperti tidak adanya
istilah yang dikenal seperti manual mutu, manajer mutu, dan lain-lain dan
memberikan deskripsi lebih sedikit tentang dokumentasi lainnya. Ini akan
memungkinkan fleksibilitas kerja laboratorium selama kompetensi teknis
laboratorium dapat dinilai dan diakui oleh standar.
Apakah yang di maksud pendekatan proses ..?
Dalam standar ISO 9001:2015 kita akan mudah
menjumpai beberapa statemen dalam standar yang menyebutkan “process Approach”
ini, diantaranya :
- Standar ini
Menerapkan “pendekatan Proses”, yang menggabungkan PDCA dan RBT.
- Prinsip
Manajemen mutu versi 2015 menyebutkan “pendekatan proses” pada point ke 4.
- Bahkan
Standar QMS 2015 memberikan porsi khusus pembahasan pendekatan proses pada sub
bab 0.3-Process Approach
- Top Manajemen
harus mempromosikan penggunaan “Pendekatan proses” .
Sebelum jauh memahami konsep “Pendekatan Proses”,
maka kita harus tahu terlebih dahulu definisi single beberapa term berikut:
- Apa
itu proses?
- Apa
itu sistem?
- Apa
itu Sistem Manajemen?
Memahami term-term tersebut di
atas akan membantu kita memahami semua proses dan sistem lebih baik.
Proses adalah Serangkaian kegiatan yang saling terkait atau berinteraksi
yang enggunakan INPUT (masukan) untuk memberikan hasil yang diinginkan (OUTPUT)
– ISO 9000:2015 [3.4.1]
Proses adalah kegiatan dengan nilai tambah (added value activity) dengan
mengolah masukan (input) menjadi keluaran (output) yang di harapkan.
Sistem adalah Kumpulan
elemen yang saling terkait atau saling berinteraksi - ISO 9000:2015 [3.5.1]
Sistem
Manajemen adalah Kumpulan elemen organisasi
yang saling terkait atau saling berinteraksi untuk Menetapkan kebijakan dan
tujuan, dan proses-proses untuk mencapai tujuan - ISO 9000:2015 [3.5.3]
Proses adalah Serangkaian kegiatan yang memiliki nilai tambah yang saling
terhubung satu sama lain untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran
(output) barang atau jasa (ISO 17000:2010)
Unsur – Unsur Proses dalam ISO/IEC 17025 : 2017
·
Input : bahan, sample, informasi, data input dll.
·
Output: juga bisa berupa report, waste, sisa sampel atau produk dan data
output.
·
Proses : ditulis dalam dokumen bila berisiko terjadi kesalahan atau tidak
stabilnya proses. Proses harus sejalan dengan sasaran organisasi
·
Sumberdaya: reagen, peralatan, energi, personel dll
·
Efektivitas dan efisiensi proses harus dapat diases untuk menilai kinerja.
Pendekatan proses dalam ISO
9001:2015 tidak bisa di pisahkan dari 2 partnernya yang lain yaitu Siklus PDCA
dan RBT (Risk Based Thinking).
Mereka adalah 3 Konsep yang
menyatu yang integral yang membentuk persyaratan ISO 9001:2015. Pendekatan
proses adalah pengelolaan proses-proses dan interaksinya secara sistematis
untuk mencapai hasil yang di harapkan.
Pendekatan proses mencakup
pembentukan proses-proses organisasi untuk beroperasi sebagai sistem yang
terintegrasi. RBT meletakkan fondasi bahwa Risiko yang mungkin berdampak pada
tujuan dan hasil harus ditangani oleh sistem manajemen sedangkan PDCA sebagai
tool yang dapat di gunakan untuk memanage proses dan sistem.
Plan : Menetapkan tujuan sistem dan proses prosesnya
untuk memberikan hasil yang di harapkan.
Do : Laksanakan (do) dan kendalikan
(control) apa yang sudah di rencanakan
Check : Pantau dan ukur proses proses dan hasil sesuai dengan tujuan dan
persyaratan
Action : Lakukan tindakan yang perlu untuk meningkatkan kinerja proses.
Dalam konteks memahami dan
mengimplementasikan pendekatan proses dalam ISO 9001:2015, maka kita dapat
mengacu persyaratan spesifik untuk mengadopsi pendekatan proses yang tercakup
dalam klausul 4.4 ISO 9001:2015, yakni:
Organisasi harus menentukan
proses-proses yang di butuhkan untuk operasi organisasinya dan penerapanya di
seluruh organisasi dan proses-proses tersebut harus memenuhi kaidah sbb:
1.
Menetapkan INPUT dan
OUTPUT dari proses. Input yang di perlukan proses dan Output yang di harapkan
harus jelas.
2.
Menentukan urutan dan
interaksi proses. Dalam sebuah sistem terdiri dari banyak proses proses yang
harus memiliki urutan dan interaksi yang jelas.
3.
Menetapkan KRITERIA /
METODE / KENDALI proses yang efektif.
4.
Setiap proses harus di
tetapkan titik kendali dan kriteria untuk menjamin proses tersebut efektif.
Baik melalui monitoring, measurement, inspeksi, dll
5.
Memastikan ketersediaan
sumber daya proses (personil, peralatan, lingkungan untuk operasi, dll)
6.
Menetapkan dan Menunjuk
wewenang dan tanggung jawab untuk proses tersebut.
7.
Menangani resiko dan
peluang (Implementasi RBT) untuk setiap proses. Serta merencanakan dan
menerapkan tindakan yang tepat untuk mengatasinya.
8.
Mengevaluasi
Proses-proses tersebut dan melakukan perubahan apapun yang diperlukan agar
proses-proses mencapai hasil yang di harapkan.
9.
Improve/ meningkatkan
proses QMS
Jadi, Setiap proses-proses
yang ada didalam organisasi harus bisa di verifikasi secara umum terhadap
persyaratan 4.4 diantaranya apakah INPUT OUTPUT-nya proses jelas, interaksi
proses tergambar baik, Kriteria proses yang efektif dan terkendali di tetapkan,
sumberdaya di tetapkan dan tersedia, tanggung jawab dan wewenang di tetapkan,
adanya identifikasi aspek resiko dan peluang dalam proses proses tersebut dan
yang tidak kalah penting (namun sering terkaburkan) adalah bagaimana
proses-proses di evaluasi dan di “modifikasi” jika perlu untuk mencari alur
proses paling efektif dan efisien guna mancapai goal proses/sistem.
Beberapa manfaat / keuntungan pendekatan proses
·
memahami dan secara
konsisten memenuhi persyaratan.
·
mempertimbangkan proses dalam hal “Added Value”.
·
tercapaianya kinerja proses yang efektif.
·
peningkatan proses yang
didasari oleh evaluasi data dan informasi.
·
meningkatkan pemahaman,
definisi dan integrasi proses proses yang saling terkait.
·
pencapaian yang lebih
konsisten dari kebijakan dan tujuan, hasil yang diharapkan dan kinerja sistem
secara keseluruhan